"Whether you think that you can, or that you can't, you are usually right"

Apakah bayi gemuk sudah pasti sehat?

Diposting oleh Nurizzatiah




PARA orangtua sering menganggap anak gemuk dan gendut merupakan tanda sehat. Apalagi kesan terlihat lucu dan menggemaskan. Tak heran orangtua berusaha memanjakan anak dengan makan dan minuman sehingga anak bisa mencapai berat badan tertentu.

Menurut dr Pandji PB SpA, anak gendut dan gemuk belum tentu sehat. Di balik kelucuannya, anak gendut dan gemuk menyimpan bahaya besar terkait kesehatan. Dalam hal ini anak dikatakan gemuk jika BB melebihi 95 persen dari berat badan ideal berdasarkan grafik pertumbuhan berat badan kartu menuju sehat (KMS). “Makanya berat badan anak bisa diperhatikan melalui KMS yang dibawa saat memeriksakan anak baik posyandu maupun ke rumah sakit,” ujarnya di Rumah Sakit Theresia.

Patokan lain yang lebih mudah dan bisa digunakan adalah dengan menggunakan rumus umur ditambah 4 dikali 2. Misalnya umur anak 2 tahun, maka 2 ditambah 4 dikali 2, berarti berat badan idealnya 12 kg. Dikatakan obesitas jika berat badan 20 persen melebihi berat badan ideal. “Berarti jika 14 kg, harus diwaspadai karena sudah termasuk obesitas,” terangnya.

Dikatakan, dari aspek tumbuh-kembangnya, anak dengan berat badan berlebih akan mengalami perlambatan dalam tumbuh-kembangnya, terutama dalam keterampilannya. “Misalnya lambat bisa duduk, tengkurap, dan merangkak,” ujarnya memberikan contoh.

Tidak hanya itu, banyak hal yang tidak bisa diramalkan saat anak sakit, misalnya jika anak mengalami panas tinggi, muntah, dan diare mudah sekali terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitnya. Hal itu karena pada anak gendut cadangan air sedikit dan lebih banyak lemak. Jika panas tinggi (hipertermia) atau hipereksia, dengan suhu tubuh di atas 41 derajat Celcius, sering berakibat fatal. “70 persen bisa akibatnya fatal dan sulit ditolong,” paparnya.

Selain itu, biasanya anak dengan berat badan berlebih, kebutuhan makan dan minumnya akan terus meningkat sesuai berat badannya. “Jadi semakin gemuk, kebutuhan makan meningkat dan akan terus meningkat, sehingga sulit dikendalikan,” ujarnya.

Risiko lain dari obesitas pada anak, ke depan anak akan riskan terkena penyakit metabolik seperti kencing manis (diabetes), kolesterol tinggi, dan gangguan jantung. Malah juga sering terjadi gangguan pertumbuhan genital, terutama pada anak laki-laki, yakni alat kelaminnya menjadi kecil. Hal itu terjadi karena hormon pertumbuhannya sibuk mengurusi tubuhnya. “Burung jadi kecil,” kata dr Pandji.

Apabila anak dibiarkan dan tidak segera diobati hingga berusia 12 tahun, alat kelaminnya akan kecil hingga dewasa. “Karena jika sudah di atas 12 tahun, akan tetap seperti itu dan sulit diobati,” ujarnya.

Karena itu orangtua jangan membiarkan anaknya mengalami obesitas dan merasa bangga dengan kondisi itu. “Banyak risikonya,” ujarnya.(*)


0 komentar:

Posting Komentar

My Friends

My playlist

Link comment


ShoutMix chat widget